Jarang Diberi Jatah oleh Suaminya, Wanita Ini Balas Dendam (Download Video Gratis)

 


Panduan Download Video:

  1. Klik Tombol Download di bawah
  2. Jika muncul iklan, Abaikan saja iklannya (bisa back ke halaman ini lagi) hingga tombol Download dapat berfungsi sebagaimana mestinya
  3. Anda akan diarahkan ke Platform Penyimpanan Online, untuk mendownload File



Dalam kehidupan pernikahan, hubungan intim adalah salah satu aspek yang tak hanya penting untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga untuk menjaga kedekatan emosional antara suami dan istri. 

Namun, ketika salah satu pihak merasa diabaikan atau tidak dihargai, hal ini dapat menimbulkan perasaan kecewa, kesepian, dan akhirnya mengarah pada tindakan yang bisa merusak hubungan. Seperti yang dialami oleh seorang wanita berinisial L, yang merasa diabaikan oleh suaminya, R, dalam hal kehidupan seksual mereka.

Ketidakpuasan dalam Kehidupan Seksual


L dan R sudah menikah selama lima tahun dan memiliki dua anak. Awalnya, kehidupan mereka tampak bahagia, namun seiring berjalannya waktu, L mulai merasa bahwa suaminya jarang sekali menunjukkan minat dalam berhubungan intim. Meskipun mereka berdua sibuk dengan pekerjaan dan mengurus rumah tangga, L merasa bahwa suaminya lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan urusan lain, sementara kebutuhannya sebagai seorang istri, terutama dalam hal keintiman, terus terabaikan.

“Dia tidak pernah lagi menggoda saya, jarang menyentuh, bahkan ketika saya mencoba mendekat, dia selalu memberikan alasan untuk menghindar. Rasanya saya merasa sendirian dalam pernikahan ini,” ujar L dengan wajah penuh kekecewaan. Meskipun banyak alasan yang diberikan R, seperti kelelahan bekerja atau masalah pekerjaan, L merasa tidak ada perhatian dari suaminya dalam memenuhi kebutuhan fisiknya.

Perasaan Kesepian dan Terabaikan


Seiring berjalannya waktu, perasaan kecewa L semakin dalam. Ia merasa kesepian dalam pernikahannya, meskipun memiliki keluarga dan rumah yang bahagia secara kasat mata. L menyadari bahwa ia mulai merindukan sentuhan dan perhatian suaminya, sesuatu yang dulu sering ia dapatkan saat awal pernikahan mereka. Namun, meskipun sudah mencoba untuk berbicara dan membuka diri kepada suaminya, tidak ada perubahan yang berarti.

Ketika komunikasi yang dibangun dengan R tidak membuahkan hasil, L mulai merasa frustrasi. Ia tidak tahu harus bagaimana untuk mengatasi perasaan kesepian dan kecewa yang semakin meluas. “Saya merasa tidak dihargai. Seolah-olah saya bukan lagi seorang wanita di matanya, tapi hanya seorang ibu dari anak-anaknya. Itu membuat saya merasa terasingkan,” ungkap L.

Tindakan Balas Dendam yang Menghancurkan


Suatu malam, setelah merasa sangat terabaikan, L akhirnya memutuskan untuk bertindak. Ia merasa marah dan kecewa, dan keputusan untuk membalas suaminya mulai tumbuh dalam pikirannya. L mulai berhubungan dengan pria lain, seorang teman lama yang ia kenal melalui media sosial. Pria tersebut, yang disebutnya J, memberikan perhatian yang sangat berbeda dibandingkan dengan suaminya.

Pertemuan mereka dimulai dengan obrolan ringan dan berlanjut pada pertukaran pesan-pesan pribadi. J selalu mendengarkan keluh kesah L tentang masalah rumah tangganya dan memberinya perhatian yang selama ini ia rindukan. Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka semakin intens. L merasa merasa dihargai dan diperhatikan oleh J—sesuatu yang tidak lagi ia dapatkan dari suaminya.

Akhirnya, setelah beberapa kali bertemu, L dan J terlibat dalam hubungan intim di luar pernikahannya. L merasa “dihidupkan kembali” dan merasa bahwa dirinya diinginkan, sesuatu yang ia rasa telah hilang dalam pernikahannya. Ini menjadi cara balas dendamnya terhadap R, yang tidak pernah lagi memenuhi kebutuhan fisik dan emosionalnya.

Previous Post Next Post